Penggunaanpupuk kandang merupakan salah satu alternatif untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesuburan tanah. Manfaat pupuk kandang tidak saja ditentukan oleh
kandungan nitrogen, asam fosfat, dan kalium saja, tetapi juga mengandung hampir
semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman serta berperan dalam memelihara
keseimbangan hara dalam tanah.
Kandungan hara dalam
pupuk kandang sangat menentukan kualitas pupuk kandang. Kandungan unsur-unsur
hara di dalam pupuk kandang tidak hanya tergantung pada jenis ternak, tetapi
juga tergantung dari makanan dan air yang diberikan, umur dan bentuk fisik dari
ternak (tabel 1).
Tabel 1. Kandungan hara pupuk
kandang.
Sumber pupuk kandang
|
Kadar Air (%)
|
Bahan organik (%)
|
N (%)
|
P2O5 (%)
|
K2O (%)
|
CaO (%)
|
Ratio C/N
|
Sapi
|
60
|
16
|
0.3
|
0.2
|
0.15
|
0.2
|
20-25
|
Kerbau
|
81
|
12.7
|
0.25
|
0.18
|
0.17
|
0.4
|
25-28
|
Kambing
|
64
|
31
|
0.7
|
0.4
|
0.25
|
0.4
|
20-25
|
Ayam
|
57
|
29
|
1.5
|
1.3
|
0.8
|
4
|
90-11
|
Babi
|
78
|
17
|
0.5
|
0.4
|
0.4
|
0.07
|
19-20
|
Kuda
|
73
|
22
|
0.5
|
0.25
|
0.3
|
0.2
|
24
|
Sumber: Pinus Lingga (1991).
Berdasarkan
kandungan hara tersebut, maka dapat ditentukan kontribusi N, P dan K kotor dari
total pupuk kandang yang dihasilkan, karena biasanya pupuk kandang tidak
langsung digunakan, sehingga perlu disimpan. Didalam penyimpanan akan terjadi
kehilangan unsur hara. Menurut Rinsema (1986), kehilangan unsur N, P, dan K
selama penyimpanan terjadi berbagai transformasi didalam pupuk ataupun hilang
akibat pengurasan. Selama transformasi kehilangan Nitrogen dapat mencapai 30
persen, sedangkan phosfat dan kalium relative kecil. Apabila terjadi pengurasan
potensial, maka akan terjadi kehilangan unsur Nitrogen, Phosfat maupun Kalium.
Kehilangan tersebut akibat pengurasan masing-masing 0,1 pesen N, 0,03 persen P2O5
dan 0,35 persen K2O pada ternak sapi, ayam maupun kambing. Akhirnya
dapat diperoleh kontribusi bersih dengan mengurangi jumlah kontribusi kotor
pupuk kandang dengan jumlah penguapan ditambah pengurasan (Suharyanto dan
Rinaldi, 2010).
Pupuk
kandang ayam tidak mengandung biji-biji gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman. Pupuk kandang ayam juga mengandung zat koksidiostat yang berfungsi
sebagai herbisida. Apabila digunakan dalam dosis tinggi terus menerus maka
dapat menjadi zat alelopati yang dapat menghambat pertumbuhan benih maupun biji
(Sutanto, 2002).
Penggunaan pupuk
kandang ayam dengan berbagai dosis dimaksudkan agar peneliti dapat mengetahui
perlakuan dosis pupuk yang menunjukkan hasil terbaik tehadap pertumbuhan dan
produksi ubi jalar dan sebagai acuan bagi para petani untuk mengaplikasikannya.
Adapun pemilihan dosis pupuk kandang berdasarkan dari hasil penelitian
sebelumnya (Wahyuningsi,2004).